Minggu, 27 Desember 2020

Kelainan Pada Tulang Belakang : Lordosis, Kifosis, dan Skoliosis.

 

KELAINAN PADA TULANG BELAKANG : LORDOSIS, KIFOSIS, SKOLIOSIS

Penulis : Suseno

           Manusia memiliki satu tulang belakang (columna vertebralis) yang tersusun dari beberapa bagian secara anatomis. Masing masing bagian memiliki ciri dan fungsi khusu yang berbeda terlepas dari fungsi umum (menyokong agar badan tetap tegak, melndungi organ didalamnya, dll). Tulang belakang manusia (collumna vertebralis) terdiri dari 5 (lima) bagian yaitu; servikalis ( tulang-tulang yang menyusun leher dan berjumlah 7 ruas), thorakalis (adalah tulang-tulang yang menyusun punggung dan berjumlah 12 ruas), lumbalis (adalah tulang-tulang yang menyusun pinggang dan berjumlah 5 ruas), sacralis (adalah tulang-tulang yang menyussun tulang belakang bagian sacrum dan berjumlah 5 ruas), dan coxigis (adalah tulang-tulang yang menyusun tulang ekor dan berjumlah antara 2-5 ruas).  

                                                          


 

 

  

 

 

 

 


gambar 1 : collumna vertebralis

(https://upload.wikimedia.org/)

           Tulang belakang juga sama dengan tulang lainya daalm tubuh kita, tulang belakang juga mengalami pertumbuhan dan dapat mengalam kelainan yang kita kenal dengan lordosis, kifosis, dan skoliosis..  Kelainan pada tulang belakang manusia dapat memengaruhi tampilan fisik dan menggangu aktivitas fisisk dan tentunya kekuatan seseorang. Penyebab dari kelainan ini diyakini bersumber dari kebiasaan seseorang dalam beraktivitas. Pembebanan yang tidak semesitinya juga sangat memengaruhi bentu dari tulang belakang. Pebebanan pada salah satu bagian tulang lambat laun akan membentuk tulang dan sendi kita mengikuti dari arah berat yang diterima. Saya gambarkan dengan sebuah garis sebagai berikut 

 

                                    

Gambar 2 : Arah Beban di collumna Vertebralis

 

           Semisal kebiasaan seseorang dalam kehdupan sehari hari memberikan beban ke tubuhnya (collumna vertebralis) dari arah seperti digambarkan maka lambat laun jika tidak diimbangi dari gerakan sebaliknya aka dapat terjadi kelainan pada tulang yaitu skoliosis. Skoliosis dapat digambarkan dari gambar berikut.




 

Gambar 3 : Skoliosis

(Wikimedia Commons)

 

 

           Kelainan skoliosis terjadi pada tulang belakang bagian thorakalis atau tulang punggung yang menjorok ke lateral/ luar.

           Kelainan yang lain adalah kifosis. Kifosis terjadi pada tulang punggung  menjorok ke depan. Kelainan ini ditandai dengan badan yang membungkuk tidak dalam posisi normal dan penderita seperti biasa saja dengankeadaanya. Hal ini biasanya terjadi pada orang orang yang terlalu sering bekerja dengan membungkuk seperti membaca buku sambil membungkuk dan lain-lain. Kifosis bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

 




Gambar 4 : Kifosis

(Wikimedia Common) 

            Lalu yang terakhir adalah kelainan lordosis. Lordosis ditandai dengan tulang belakang bagian lumbale/ tulang pinggang terlau menjorork ke depan/anterior. Posisi yang melebihi dari batas normal ini akan menyebabkan kelainan yang bernama lordosis. Kalau orang jawa mengatakan lordosis itu “ ndegek/g”. lordosis dapat dilihat pada iustrasi gambar dibawah.

 


Gambar 5 : Lordosis

(https://www.childrenshospital.org/)

          Kelainan-kelainan diatas sebagian besar akibat dari kebiasaan yang buruk seseorang. Namun bukan menutup kemungkinan hal ini terjadi Karena kecelakaan. Namun pada dasarnya kita sebagai insan yang diberi akal untuk berfikir. Hendaknya kita bisa menjaga semua pemberian tahan serta merawatnya. Kelainan pada tulang belakang berakibat dalam banyak aspek seperti penampilan fisik, kekuatan badan,  dan bahkan banak pekerjaan yang mengadakan seleksi ini sebagai syarat diterima pekerjaan. Tentunya hal ini bisa menjadi momok bagi penderita sendiri.

            Tips dari kami adalah selalu berfikir sebelum bertindak, hilangkan kebiasaan buruk dan tumbuhkan kebiasaan baik, lakukan perilaku hidup sehat dan bersih, makan makanan bergizi, seimbangan pembebanan tubuh dan sesuaikan dengan kemampuan. Jika anda tidak kuat mengangkat beban 40 kg maka jangan paksakan. Terlebih anda mengangkat pada usia yang belum matang. Artinya anak anak harus diberikan pembebanan yang sesuai agar pertumbuhan tulangnya baik dan tidak terganggu.

 

Sumber Pustaka

Jaka Sunardi,, Dkk. 2020. DIKTAT: Anatomi Manusia. Yogyakarta. UNY Press

Jumat, 25 Desember 2020

Penyebab Crepitasi / Sendi Berbunyi Saat Merentangkan Jari Atau Menggerakan Bagian Tubuh Lain.

 

FENOMENA SENDI BERBUNYI SAAT BANGUN DI PAGI HARI ATAU SAAT LELAH

 Penulis : Suseno

 

            Rangka tubuh kita tersusun dari tulang tulang yang berhubungan satu sama lain. Tulang memungkinkan kita untuk tetap tegak, membentuk postur tubuh kita, melindungi organ vital kita. Dalam tubuh kita tulang tulang kita terhubung satu sama lain karena adanya sendi (Arthror). Sendi adalah sambungan antar tulang yang memungkinkan kita melakukan gerakan kedepan, kesamping dan berputar. Bisa kita bayangkan jika kita tidak memiliki sendi pasti rangka tubuh kita hanya seperti rangkaian besi bangunan yang tidak bisa bergerak karena tidak adanya poros(aksis) pada sambungan antar tulang. Maka dari itu selain kita haus menjaga kesehatan tulang kita musti menjaga kesehatan sendi kita juga. Agar kita terhindar dari gangguan-gangguan sendi yang bisa mengurangi produktivitas kita.

            Dalam aktivitas sehari-hari kita pasti pernah merasa sangat lelah dan tidak bersemangat. Pada saat itu kita iseng untuk memainkan jari-jari jari kita untuk dibunyikan “kreek” . lega memang rasanya setelah kita membunyikanya. Semacam ada kepuasan tersendiri bagi kita setelah melakukan hal itu. Fenomena ini disebut juga dengan “Krepitasi”. Hal ini sering terjadi saat kita lelah, atau baru bangun dari tidur di pagi hari. Namun apakah hal ini wajar? Ataukah justru berbahaya.

           Banyak sumber dan anggapan yang berusaha mengutarakan penyebab dari fenomena krepitasi. Namun saya akan mengambil dari 2 (dua) anggapan paling banyak dipakai di kalangan pendidikan, yaitu:

1.      Karena Gas yang Terdapat Dalam Ruangan Sendi

           Penyebab pertama karena adanya gas dalam ruangan sendi yang mengakibatkan tekanan dalam sendi menurun. Ketika sendi mengeluarakan fas tersebut maka timbulah bunyi “kreek” pada sendi dan merkeka akan nyaman kembali (Theresia Evelyn: hallosehat.com). hal ini munkin saja terjadi karena tekanan gas yang tinggi yang terdapat dala suatu ruangan dan jika keluar secara bersamaan maka dapat menimbulkan suara apapun tergantung permukaan benda yang dilaluinya. Namun demikian teori ini masih menimbulkan pertanyaan bagi beberapa orang; jika fenomena krepitasi terjadi karena efek dari pelepasan gas dalam ruangan sendi, kenapa tidak semua sendi bisa berbunyi secara bersama? kenapa bagi orang yang tidak memiliki kecenderungan melakukan krepitasi hal ini tidak terjadi?

 

2.      Permukaan Sendi yang Tidak Rata

           Salah satu penyebab yang banyak dibenarkan oleh banyak orang juga karena bentuk dari permukaan sendi yang tidak rata. Hal yang serupa juga di sampaikan oleh dr. Prijo Sudibjo M.Kes., S.Ps., AIFO seorang dosen FIK di Universitas Negeri Yogyakata sekaligus dokter di salah satu rumah sakit di Yogyakarta , dalam perkuliahan anatomi. Beliau menyampaikan bahwa krepitasi juga dapat disebabkan oleh gesekan antar sendi yang tidak rata sehingga dapat menimbulkan suara. Dalam bahasanya beliat mengatakan ”.. Kan permukaan tulang itu tidak rata mas. Makanya dapat mengakibatkan gesekan antar tulang jadi bunyi.” Menjawab pertanyaan dari salah satu mahasiswa. Jika dianalisis dengan benar memang benar permukaan tulang kita itu tidak rata (flat) dan keanyakan dilapisi oleh tulang rawan (cartilago) yang berfungsi menyesuaikan bentuk tulang pada sendi.

           Banyak hal mengenai tubuh kita yang belum terkuak kebenarannya termasuk fenomena krepitasi ini. Hal ini tidak berbahaya jika dilakukan dengan normal dan tidak dijadikan kebiasaan. Selama hal ini tidak menibulkan masalah maka masih dianggap normal. Kecuali ketika melakukan dan setelahnya malah menjadikan sakit maka ini yang berbahaya. Lebih baik melakukan dengan lembut dan jangan terlalu sering. Hal ini bertujuan untuk menghindari peradangan pada sendi atau ketegangan pada otot di sekitarnya.

Kelainan Pada Tulang Belakang : Lordosis, Kifosis, dan Skoliosis.

  KELAINAN PADA TULANG BELAKANG : LORDOSIS, KIFOSIS, SKOLIOSIS Penulis : Suseno            Manusia memiliki satu tulang belakang ( colum...